Kamis, 23 Juli 2009

POTENSI SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens) SEBAGAI OBAT PENYAKIT KANKER PARU-PARU

POTENSI SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens) SEBAGAI OBAT PENYAKIT KANKER PARU-PARU

ABSTRAK

Di Indonesia penyakit kanker paru menduduki peringkat ke-3 atau ke-4 diantara penyakit keganasan di rumah-rumah sakit. Cara alamiah dalam mengobati kanker yaitu menggunakan tumbuhan sarang semut. Penulisan ini bertujuan mengetahui kemampuan sarang semut sebagai obat alternatif penyakit kanker yang berasal dari potensi lokal Indonesia. Dalam uji in vitro, Sarang Semut ampuh mengatasi sel kanker paru-paru. Kesimpulan penulisan ini sarang semut berpotensi dalam mengobati penyakit kanker karena mengandung zat yang penting bagi penyembuhan penyakit kanker yaitu flavonoid. Mekanisme kerja dari sarang semut adalah melalui flavonoid. Pemanfaaatan tumbuhan sarang semut sebagai obat kanker terdapat dalam bentuk serbuk dan kapsul

Kata Kunci: Sarang Semut, Obat Alternatif, Kanker

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kanker sebenarnya merupakan suatu tumor atau neoplasma atau neoblastama, yang terdiri dari tumor jinak (benign, benigna) dan tumor ganas (malignant, maligna, kanker). Kanker dapat tumbuh dari jenis sel apapun dan di dalam jaringan tubuh manapun, dan bukanlah suatu penyakit tunggal tetapi merupakan sejumlah besar penyakit yang digolongkan berdasarkan jaringan dan jenis sel asal(Anoymous, 2000). Golongan ini terdiri dari ratusan jenis, tetapi ada empat golongan utama, seperti: sarkoma, karsinoma, leukemia dan limfoma

Kanker merupakan masalah besar di dunia. Setiap tahun dijumpai hampir 6 juta penderita baru yang diketahui mengidap kanker, dan lebih dari 4 juta diantaranya meninggal. Kematian akibat kanker mencakup 10% dari jumlah total kematian. Separuh dari mereka yang terserang kanker, dan dua pertiga dari mereka yang meninggal akibat kanker, berada di negara berkembang. (Kardinan, 2003: hal.12). Kanker tercatat sebagai penyebab kematian yang dominan pada anak-anak usia 3-14 tahun. Menurut American Cancer Society, penyebab kematian terbesar pada wanita adalah kanker payudara (19%), kanker paru-paru (19%), serta kanker kolon dan rektum (15%). Sementara pada pria, didominasi oleh kanker paru (34%), kanker kolon dan rektum (12%), serta kanker prostat (10%). Diperkirakan, 80-90% kanker disebabkan oleh faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan dan makanan (Anonymous, 2008). Data Depkes menyebutkan, sekitar enam persen atau 13,2 juta jiwa penduduk Indonesia menderita penyakit kanker dan kanker merupakan penyebab kematian ke-5 di Indonesia, setelah jantung, stroke, saluran pernafasan dan diare.

Kanker yang banyak menimbulkan kematian di seluruh belahan dunia adalah kanker paru. Dari tahun ke tahun jumlahnya meningkat baik di Negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang maupun di Negara berkembang termasuk Indonesia. Di Amerika Serikat kematian karena kanker paru mencapai 36% dari seluruh kematian kanker pada laki-laki, dan merupakan urutan pertama penyebab kematian pada laki-laki (Manggunnegoro, 1990). Di Indonesia penyakit kanker paru menduduki peringkat ke-3 atau ke-4 diantara penyakit keganasan di rumah-rumah sakit. Atmanto (1992) menyatakan kanker paru merupakan penyakit dengan keganasan tertinggi diantara jenis kanker lainnya di Jawa Timur dengan angka Case Fatality Rate (CFR) sebesar 24,1%. Pada tahun 1998 di RS kanker Dharmais, kanker paru menempati urutan kedua tebanyak setelah kianker payudara yaitu sebanyak 75 kasus (Nasar, 2000)

Hingga kini pengobatan neoplastik atau kanker dapat dilakukan dengan dengan 3 cara yaitu: pembedahan, radiasi, dan dengan pemberian obat anti neoplastik atau anti kanker. Namun, ke-3 cara pengobatan diatas banyak member-kan efek samping kepada pasien sepetri terjadi komplikasi, dan penekanan fungsi sumsum tulang.

Kenyatan tersebut menuntut perlunya cara alternatif yang aman untuk memberantas kanker dengan menggunakan bahan alami, dimana bahan dasarnya menggunakan tanaman. Salah satu yang berpotensi sebagai obat alami adalah tumbuhan sarang semut. Sarang semut mengandung senyawa Flavonoid, Tanin, dan Poliefenol yang berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh (Subroto, Ahkam dan Hendro Saputro, 2008). Kemampuan Sarang Semut secara empiris untuk pengobatan berbagai jenis kanker/tumor tersebut diduga kuat berkaitan dengan kandungan flavonoidnya. Ada beberapa mekanisme kerja dari flavonoid dalam melawan tumor/kanker, misalnya inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan diferensiasi, inhibisi angiogenesis, dan pembalikan resistensi multi-obat atau kombinasi dari mekanisme-mekanisme tersebut (Anonymous, 2008).

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah yaitu:

- Bagaimana potensi tumbuhan sarang semut dalam membasmi penyakit kanker terutama kanker paru-paru?

- Bagaimana mekanisme kerja dari tumbuhan sarang semut dalam memberantas penyakit kanker paru-paru ?

- Bagaimana pemanfaatan tumbuhan sarang semut sebagai obat dalam memberantas penyakit kanker paru-paru ?

Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sarang semut sebagai obat alternatif untuk penyembuhan penyakit kanker yang berasal dari potensi lokal Indonesia.

Manfaat Penulisan

Penulisan ini memberikan beberapa manfaat. Aspek akademis memberikan informasi ilmiah pada masyarakat tentang manfaat sarang semut sebagai obat alternatif untuk penyembuhan penyakit kanker terutama kanker paru-paru yang berasal dari potensi lokal Indonesia. Aspek ekonomi, pemanfaatan sarang semut sebagai obat alternatif penyembuhan kanker paru-paru dapat menghemat biaya.

PEMBAHASAN

Potensi Sarang Semut

Tumbuhan Sarang Semut (Myrmecodia pendens) merupakan salah satu tumbuhan epifit dari Hydnophytinae (Rubiaceae) yang dapat berasosiasi dengan semut. Tumbuhan ini bersifat epifit, artinya tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, tetapi tidak hidup secara parasit pada inangnya, hanya sebagai tempat menempel.

Genus tumbuhan sarang semut dibagi menjadi beberapa spesies berdasarkan struktur umbinya. Ditemukan sebanyak 26 spesies sarang semut. Semua spesies dari tumbuhan tersebut memilki batang menggelembung dan berongga-rongga serta dihuni oleh semut. Tumbuhan ini dapat ditanam dengan mudah tanpa adanya semut dan etap membentuk batang menggelembung dan berongga-rongga secara normal.

Penyebaran dan Ekologi

Penyebaran tumbuhan sarang semut banyak ditemukan, mulai dari Semenanjung Malaysia hingga Filipina, Kamboja, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua, Papua Nugini, Cape York hingga Kepulauan Solomon. Di Propinsi Papua, tumbuhan sarang semut dapat dijumpai, terutama di daerah Pegunungan Tengah yaitu di hutan belantara Kabupaten Jayawijaya. Kabupaten Tolikara, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Pegunungan Bintang, dan Kabupaten Paniai. Secaa ekologi, tumbuhan sarang semut tersebar dari hutan bakau dan pohon-pohon di pinggir pantai hingga ketinggian 2.400 m di atas permukaan laut (dpl). Tumbuhan sarang semut paling banyak ditemukan di padang rumput. Tumbuhan sarang semut jarang ditemukan di hutan tropis dataran rendah, tetapi lebuh banyak ditemukan di hutan dan daerah pertanian terbuka dengan ketinggian sekitar 600 m dpl.

Kajian Kimia dan Farmokologi

Uji penapisan kimia dari tumbuhan Sarang Semut menunjukkan bahwa tumbuhan ini mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan flavonoid dan tanin. Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang banyak merupakan pigmen tumbuhan. Saat ini lebih dari 6.000 senyawa yang berbeda masuk ke dalam golongan flavonoid. Flavonoid merupakan bagian penting dari diet manusia karena banyak manfaatnya bagi kesehatan. Fungsi kebanyakan flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, memiliki hubungan sinergis dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C), antiinflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotic (Subroto, Ahkam dan Hendro Saputro, 2007)

Dalam banyak kasus, flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri atau virus. Fungsi flavonoid sebagai antivirus telah banyak dipublikasikan, termasuk untuk virus HIV (AIDS) dan virus herpes. Selain itu, flavonoid juga dilaporkan berperan dalam pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit lain seperti asma, katarak, diabetes, encok/rematik, migren, wasir, dan periodontitis (radang jaringan ikat penyangga akar gigi). Penelitian­-penelitian mutakhir telah mengungkap fungsi-fungsi lain dari flavonoid, tidak saja untuk pencegahan, tetapi juga untuk pengobatan kanker.

Tabel 1. Komposisi dan Kandungan Senyawa Aktif

Tumbuhan Sarang Semut

No

Parameter

Satuan

Nilai

01

Energi

Kkal/ 100 g

350,52

02

Kadar air

g/ 100 g

4,54

03

Kadar abu

g/100 g

11,13

04

Kadar lemak

g/ 100 g

2,64

05

Kadar protein

g/100 g

2,75

06

Kadar karbohidrat

g/100 g

78,94

07

Tokoferol

mg/100 g

31,34

08

Total fenol

g/100 g

0,25

09

Kalsium (Ca)

g/100 g

0.37

10

Natrium (Na)

mg/100 g

68,58

11

Kalium (K)

g/100 g

3,61

12

Seng (Zn)

mg/100 g

1,36

13

Besi (Fe)

mg/100 g

29,24

14

Fosfor (P)

g/100 g

0,99

15

Magnesium (Mg)

g/100 g

1,50

Seperti dalam tabel di atas tumbuhan Sarang Semut kaya akan antioksidan tokoferol (vitamin E) sekitar 313 ppm dan beberapa mineral penting untuk tubuh seperti kalsium, natrium, kalium, seng, besi, fosfor, dan magnesium.

Analisis antioksidan dari ekstrak kasar tumbuhan sarang semut dengan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memiliki aktivitas antioksidan sedang, yaitu diperoleh nilai IC50 sebesar 48,6 ppm. Sementara alfa­tokoferol yang merupakan antioksidan kuat dengan nilai IC50 diperoleh angka sebesar 5,1 ppm. IC50 merupakan konsentrasi dari antioksidan yang dapat meredam atau menghambat 50% radikal bebas. Semakin kecil nilai IC50 dari suatu antioksidan maka semakin kuat antioksidan tersebut. Alfa-tokoferol pada konsentrasi 12 ppm telah mampu meredam radikal bebas sebanyak 96% dan persentase inhibisi ini tetap konstan untuk konsentrasi­konsentrasi yang lebih tinggi dari 12 ppm. Hasil penelitian ini mempunyai makna bahwa alfa-tokoferol pada konsentrasi rendah pun telah memiliki aktivitas peredam radikal bebas hingga mendekati 100%.

Sarang Semut Sebagai Obat Kanker Paru-Paru

Tumbuhan sarang semut diperkenalkan pertama kali di pedalaman Papua yang biasa digunakan sebagai obat oleh warga setempat selain buah merah, tanaman ini sudah digunakan secara turun temurun. Tanaman ini diolah sebagai campuran bubur dan juga sebagi minuman dengan tujuan untuk meningkatkan imunitas tubuh (Anoymous, 2007). Masyarakat Wamena, Papua, umumnya merebus 1 sendok makan sarang semut dalam 2 gelas air hingga mendidih dan tersisa 1 gelas.

Sejak tahun 2001, Hendro Saputro mulai memproduksi tumbuhan sarang semut dalam bentuk serbuk sebagai obat tradisional. Secara mengejutkan ekstrak rebusan air (deoktum) dari tumbuhan sarang semut tersebut dapat menyembuhkan berbagai penyakit berat seperti tumor, kanker, jantung, TBC dan lain lain. Bukti empiris tersebut membuat semakin banyak masyarakat yang ingin memanfaatkan sarang semut untuk mengobati berbagai penyakit. Khusus untuk penyakit kanker tumbuhan sarang semut telah dilakukan ujicoba untuk mengetahui keampuhannya.

Kemampuan Sarang Semut secara empiris untuk pengobatan berbagai jenis kanker diduga kuat berkaitan dengan kandungan flavonoid Sarang Semut. Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang banyak merupakan pigmen tumbuhan. Saat ini lebih dari 6.000 senyawa yang berbeda masuk ke dalam golongan flavonoid. Flavonoid merupakan bagian penting dari diet manusia karena banyak manfaatnya bagi kesehatan. Fungsi kebanyakan flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, memiliki hubungan sinergis dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C), antiinflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik.

Dalam banyak kasus, flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri atau virus. Penelitian­-penelitian mutakhir telah mengungkap fungsi-fungsi lain dari flavonoid, tidak saja untuk pencegahan, tetapi juga untuk pengobatan kanker terutama knekr paru-paru. Banyak mekanisme kerja dari flavonoid yang sudah terungkap, misalnya inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan diferensiasi, inhibisi angiogenesis, serta pembalikan resistensi multi-obat atau kombinasi dari mekanisme-mekanisme tersebut (Anoym ous,2007).

Dalam uji in vitro, terbukti bahwa Sarang Semut ampuh mengatasi sel kanker terutama kanker paru-paru (Anoymous, 2007). Yang membuktikan keampuhan itu adalah Qui Kim Tran dari Universit National of Hochiminch City dan koleganya Yasuhiro Tezuka, Yuko Harimaya, dan Arjun Hari Banskota. Ketiga orang sejawat Qui itu bekerja di Toyama Medical and Pharmaceutical University

Dalam penelitiannya Qui Kim Tran menggunakan Sarang Semut yang berbobot 2-3 kg, kemudian diekstrak dengan berbagai pelarut seperti air, methanol, dan campuran methanol-air. Mereka lantas menumbuhkan 3 sel kanker yang amat metastesis alias mudah menyebar ke bagian tubuh lain seperti kanker serviks, kanker paru, dan kanker usus. Masing-masing hasil ekstraksi itu lalu diberikan kepada setiap sel kanker. Hasilnya menakjubkan, Sarang Semut mempunyai aktivitas antiproliferasi. Dalam dunia kedokteran, proliferasi berarti pertumbuhan sel yang amat cepat dan abnormal. Kanker memang berarti pertumbuhan sel yang cepat dan tak terkendali. Antiproliferasi berarti menghambat proses perbanyakan sel itu. Seperti dikutip Biology Pharmaceutical Bulletin, Qui Kim Tran dan rekan-rekannya menuturkan bahwa seluruh ekstrak Sarang Semut menekan proliferasi sel tumor manusia. Dalam uji itu terbukti tingkat efektivitas EC50 mencapai 9,97 mg/ml pada ekstrak methanol. Artinya hanya dengan dosis kecil, 9,97 mg/ml, ekstrak Sarang Semut mampu menekan 50% laju pertumbuhan sel kanker. Sedangkan EC50 pada ekstrak air 22,3 mg/ml; campuran methanol-air, 11,3 mg/ml. Riset tersebut meneguhkan pengalaman empiris banyak orang yang sembuh dari kanker. Selain itu, Sarang Semut juga mengandung tokoferol. Tokoferol mirip vitamin E yang berefek antioksidan efektif. Menurut Prof Dr Elin Yulinah Sukandar, guru besar Farmasi ITB, kandungan tokoferol itu cukup tinggi. Tokoferol berfungsi sebagai antioksidan dan antikanker. Ia menangkal serangan radikal bebas dengan cara antidegeneratif, katanya. Senyawa kaya vitamin E itu juga berfaedah sebagai antipenuaan. Bila kita mengkonsumsi banyak lemak dan radikal bebas, dengan adanya tokoferol akan mengatasinya, ujar ahli Ahmad Sulaeman PhD. Doktor ahli nutrisi alumnus University of Nebraska Lincoln itu mengungkapkan, peran vitamin E bagi kesehatan amat vital. Ia mencegah asam lemak tak jenuh, komponen sel membran dari oksidasi oleh radikal bebas.

Dalam segi keamanan konsumen, riset ilmiah yang telah dilakukan oleh Muhammad Ahkam Subroto, doktor alumnus University of New South Wales Sydney, Australia, telah menjamin keamanan dari herba ini. Riset itu membuktikan, konsumsi 3 kali 1 sendok makan Sarang Semut per hari masih sangat aman. Hasil riset tersebut medapati angka LD50 sarang semut amat tinggi sehingga keamanan konsumen terlindungi. Dimana kriteria obat yang bagus jika dosis efektif berjauhan dengan LD50. Dari hasil uji yang dilakukan oleh para ahli terdahulu dapat kita ketahui bahwa ternyata sarang semut sangat efektif dalam membasmi kanker terutama kanker paru-paru, selain itu dari segi keamanan sarang semut sangat aman digunakan sebagai obat dalam membasmi penyakit terutama kanker paru-paru karena hasil riset mendapati angka LD50 sarang semut amat tinggi sehingga sangat aman bagi konsumen.

Ramuan Sarang Semut untuk Mengobati Kanker Paru-Paru

Sebagai obat biasanya sarang semut digunakan dalam bentuk serbuk. Proses pembuatan serbuk sarang semut ini adalah: kupas kulit dari umbi sarang semut, belah umbi tersebut menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, iris potongan-potongan umbi tersembut dengan mesin iris, keringkan irisan potongan-potongan umbi tesebut dengan oven pengering pada suhu 700 C selama 3×24 jam, giling irisan dengan mesin gilig sesuai ukuran mesh yang dikehendaki, lakukan sterilisasi bubuk kering tersebut, kemas bubuk kering tersebut dalam kantong alumunium foil.

Selain dalam bentuk serbuk, sarang semut juga bisa dikemas dalam bentuk kapsul, mengenai proses pembuatan kapsul adalah sebagai berikut: ekstra bubuk kering sarang semut dengan air atau etanol (pilih salah satunya) menggunakan mesin ekstraktor hingga menjadi bubuk kering ekstrak, lakukan sterilisasi bubuk kering hasil ekstraksi, masukkan bubuk hasil ekstraksi ke dalam kapsul, kemas kapsul bubuk kering ekstrak dalam botol. Adapun dosis pemakaian yang direkomendasikan secara umum untuk berbagai penyakit terutama kanker paru-paru yaitu: sarang semut hasil rebusan, untuk penyembuhan, minumlah satu gelas air (250 cc) air hasil rebusan sarang semut secara teratur 2-3 kali sehari hingga sembuh. Jika dalam bentuk kapsul ukuran 500 mg, dosis pengobatan untuk setiap penyakit adalah 1-2 kapsul sekali minum 3 kali sehari.

Kajian Religius

Bila dikaji dari sisi religius, pemannfaatan tumbuhan untuk mengobati penyakit dalam perspektif Islam berdasarkan ayat-ayat suci Al Qur’an, dapat tersirat dalam surat-surat sebagai berikut.

Q.S Al An’am

141. Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.

Q.S Al Baqarah

57. Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.

Q.S Al Baqarah

168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

Q.S An Nahl

114. Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.

Q.S Al Maa’idah

88. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.

Dari ayat-ayat diatas dapat kita ketahui bahwa adanya penyakit-penyakit ini pastilah ada obatnya karena sesungguhnya Allah SWT dalam penciptaanya selalu memberikan manfaat kepada umatnya. Seperti telah di sebutkan dalam ayat diatas bahwa Allah sudah menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan untuk di ambil manfaatnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penulisan “Sarang Semut (Myrmecodia pendens) Tumbuhan Unik Penggempur Kanker” dapat diambil kesimpulan bahwa:

- Tumbuhan sarang semut sangat berpotensi digunakan dalam mengobati penyakit kanker terutama kanker paru-paru karena banyak mengandung zat yang penting bagi penyembuhan penyakit kanker terutama kandungan flavonoid.

- Mekanisme kerja dari sarang semut adalah melalui flavonid. Mekanisme kerja flavonoid yang sudah terungkap dalam membasmi penyakit kanker terutama kanker paru-paru, misalnya inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan diferensiasi, inhibisi angiogenesis, serta pembalikan resistensi multi-obat atau kombinasi dari mekanisme-mekanisme tersebut.

- Pemanfaaatan tumbuhan sarang semut sebagai obat kanker biasanya dalam bentuk serbuk dan kapsul

SARAN

Berdasarkan penulisan ini maka dapat disarankan bahwa masyarakat diharapkan lebih memilih mengkonsumsi sarang semut dalam mengobati penyakit kanker karena khasiatnya telah teruji, murah dan lebih aman dibandingkan dengan melalui pengobatan yang konvesional

DAFTAR PUSTAKA

Anoymous. 2008. Apa itu Kanker. (Online). http://kanker.roche.co.id/berita_kanker_terbaru.php. Diakses tanggal 22 Juni 2008.

Anoymous. 2008. Sarang Semut sang Obat. (Online). http://smilegung.multiply.com/journal/item/21/Sarang_Semut_sang_Obat. Diakses tanggal 21 Juni 2008.

Anoymous. 2007. Bukti Ilmiah Sarang Semut.(Online). http://www.deherba.com/bukti-ilmiah-sarang-semut-2.html. Diakses tanggal 20 Juni 2008.

Anoymous. 2007. Kandungan Sarang Semut. (Online). http://www.deherba.com/kandungan-sarang-semut.html. Diakses tanggal 20 Juni 2008.

Anoymous. 2007. Sekilas Sarang Semut. (Online). http://www.deherba.com/sekilas-sarang-semut-2.html. Diakses tanggal 21 Juni 2008.

Anoymus. 2000. Kanker. (Online). http://www.Satumed.com/SemuaBeritaTentangKanker. Diakses tanggal 21 Juni 2008.

Kardinan, Agus dkk. 2003. Tanaman Obat Penggempur Kanker. Depok: Agromedia.

Mangunnegoro, H. 1990. Menyongsong Era Kanker Paru di Indonesia. Dalam:Yunus, F et al (eds). Simposium Kanker Paru Diagnosis dan Terapi. 10/3. 1990. Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 1-8

Nasar, I.M. 2000. Situasi Penyakit Kanker di Akhir Abad ke-20 dan Problemanya. Dalam: Simatupang, A. et al (eds). Prosiding Seminar Sehari Onkologi. Lembaga Penelitian Universitas Kristen Indonesia. Jakarta:1-8

Subroto, Ahkam dan Hendro Sapitro. 2007. Gempur Penyakit dengan Sarang Semut. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ChaT bOx


ShoutMix chat widget
Pasang Iklan Free

Judul Iklan
Kategori Iklan
Website
Email
Keyboard Iklan
Isi Iklan
Benner
Image Verification
Please enter the text from the image
[ Refresh Image ] [ What's This? ]

Cari